Mark Zuckerberg Garap Pesaing ChatGPT untuk WhatsApp

Mark Zuckerberg, CEO Meta, kembali mencuri perhatian khalayak dengan rencananya membentuk tim khusus pengembang teknologi kecerdasan buatan (AI) yang fokus pada pengembangan alat AI kreatif dan ekspresif untuk disematkan di seluruh produk Meta, termasuk WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Meta dalam mengembangkan teknologi ChatGPT yang tengah ramai dibicarakan.

Mark Zuckerberg Garap Pesaing ChatGPT untuk WhatsApp
Mark Zuckerberg Garap Pesaing ChatGPT untuk WhatsApp

Dalam unggahan di akun Facebook resminya, Zuckerberg menyatakan bahwa tim baru AI ini akan dinaungi oleh Chief Product Officer (CPO) Chris Cox. Tim tersebut akan berfokus pada pengembangan pengalaman teks seperti obrolan di WhatsApp dan Messenger dengan gambar serupa filter kreatif Instagram dan format iklan, serta dengan pengalaman video dan multi-modal.

Namun, Zuckerberg juga mengingatkan bahwa Meta memiliki banyak pekerjaan mendasar yang harus dilakukan sebelum dapat menyajikan pengalaman yang benar-benar futuristik. Kendati demikian, ia senang dengan semua hal baru yang akan dibangun oleh perusahaannya selama ini.

Sebelumnya, Meta mengumumkan model Large Language terbaru, bertajuk LLaMA, yang dihadirkan secara khusus untuk peneliti. Pengumuman ini dinilai sejumlah pihak menandai Meta telah melakukan banyak penelitian soal AI. Hal ini menunjukkan bahwa Meta serius dalam mengembangkan teknologi kecerdasan buatan dan memimpin revolusi teknologi masa depan.

Namun, Meta juga harus berjuang untuk tetap bertahan di tengah persaingan sengit dalam industri media sosial. Sebelumnya, perusahaan ini melepaskan 13 persen dari tenaga kerjanya atau lebih dari 11 ribu karyawan. Keputusan ini dilakukan karena perusahaan bergulat dengan biaya yang melonjak dan pasar iklan yang lemah. Namun, dengan terus mengembangkan teknologi AI, Meta berharap dapat menghasilkan produk-produk yang lebih menarik dan mengurangi biaya operasional.

Di sisi lain, Instagram dan Facebook dilaporkan akan menguji layanan akun centang biru berbayar di platform jejaring sosial tersebut. Layanan ini serupa dengan layanan Twitter yang belum lama ini dicetuskan oleh Elon Musk. Layanan ini akan memungkinkan pengguna membayar biaya bulanan untuk mendapatkan tanda centang biru di profil mereka, yang menandakan bahwa akun tersebut telah diverifikasi oleh platform.

Kesimpulannya, upaya Meta dalam mengembangkan teknologi kecerdasan buatan akan membuka peluang baru bagi industri media sosial. Dengan terus mengembangkan teknologi AI, Meta berharap dapat menghasilkan produk-produk yang lebih menarik dan membantu perusahaan dalam mengurangi biaya operasional. Namun, persaingan yang sengit dalam industri media sosial menuntut Meta untuk terus mengembangkan produk-produk inovatif dan memperkuat posisinya di pasar.