Elon Musk Minta Eksperimen AI Raksasa Disetop Dulu: Berisiko Bagi Manusia

Miliarder Elon Musk bersama sejumlah besar tokoh terkemuka di dunia teknologi mengeluarkan seruan agar eksperimen kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang paling kuat dihentikan lebih dulu selama sekitar enam bulan. Hal ini dilakukan karena kecerdasan buatan tersebut dianggap sebagai ancaman besar bagi masyarakat dan kemanusiaan.

Elon Musk Minta Eksperimen AI Raksasa Disetop Dulu: Berisiko Bagi Manusia
Elon Musk Minta Eksperimen AI Raksasa Disetop Dulu: Berisiko Bagi Manusia

Seiring dengan berkembangnya teknologi, kecerdasan buatan menjadi semakin canggih dan meningkatkan potensi dampaknya terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, para tokoh teknologi ini menyerukan perlunya waktu istirahat bagi pengembangan AI yang lebih kuat dari GPT-4.

Elon Musk, yang juga pendiri dari Tesla dan SpaceX, termasuk dalam daftar lusinan pemimpin teknologi, profesor, dan peneliti yang menandatangani surat tersebut. Surat itu diterbitkan oleh Future of Life Institute, sebuah organisasi nirlaba yang didukung oleh Musk. Surat ini mengemukakan bahwa kecerdasan buatan tingkat lanjut dapat membawa perubahan besar dalam sejarah kehidupan di Bumi sehingga perlu direncanakan dan dikelola dengan perawatan serta sumber daya yang sepadan.

Surat tersebut juga menunjukkan ketidaknyamanan yang lebih luas di dalam dan di luar industri dengan pesatnya kemajuan AI. Beberapa badan pengatur di Cina, Uni Eropa dan Singapura sebelumnya telah memperkenalkan versi awal kerangka kerja tata kelola AI.

Perusahaan teknologi sedang berlomba mengembangkan kecerdasan buatan dalam produk mereka. OpenAI, Microsoft, dan Google berada di garis depan. Namun IBM, Amazon, Baidu, dan Tencent juga sedang bekerja pada teknologi serupa. Daftar panjang startup juga mengembangkan asisten penulisan AI dan generator gambar.

Namun, para pakar kecerdasan buatan menjadi semakin khawatir tentang potensi alat AI yang bisa menyebarkan informasi keliru serta berdampak terhadap privasi konsumen. Alat-alat ini juga menimbulkan pertanyaan seputar bagaimana AI dapat menjungkirbalikkan profesi, memungkinkan siswa untuk berbuat curang dan mengubah hubungan dengan teknologi.

Jika tidak ada waktu istirahat yang diberikan, surat itu mengatakan pemerintah harus turun tangan dan membuat moratorium untuk melindungi masyarakat dari ancaman yang mungkin diakibatkan oleh kecerdasan buatan yang tidak terkendali.

Elon Musk sendiri telah mencari otoritas regulasi untuk memastikan bahwa pengembangan AI melayani kepentingan publik. Dia adalah salah satu pendiri pemimpin industri OpenAI dan pembuatan mobil Tesla menggunakan AI untuk sistem autopilot.

OpenAI tidak segera menanggapi permintaan komentar atas surat terbuka yang mendesak jeda pengembangan AI tingkat lanjut. Surat itu ditandatangani oleh lebih dari 1.000 orang, termasuk Musk. Meskipun demikian, CEO Alphabet dan Microsoft, Sundar Pichai dan Satya Nadella, tidak termasuk yang menandatangani surat tersebut.

Meskipun seruan untuk menghentikan eksperimen AI tingkat lanjut selama enam bulan tersebut menimbulkan kontroversi, namun kesadaran akan potensi dampak buruk AI terhadap masyarakat semakin meningkat. Kecerdasan buatan dapat memberikan manfaat besar bagi manusia, namun jika tidak diatur dengan baik, bisa mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi masyarakat dan kemanusiaan.

Sebagai contoh, algoritma AI yang tidak diatur dengan baik dapat menghasilkan keputusan yang tidak adil, seperti diskriminasi berdasarkan ras atau gender. AI juga dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi palsu atau melakukan serangan siber.

Oleh karena itu, penting bagi industri teknologi dan pemerintah untuk bekerja sama dalam mengembangkan dan mengatur kecerdasan buatan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas, tanpa mengabaikan dampak negatif yang mungkin terjadi.

Dalam hal ini, para tokoh teknologi seperti Elon Musk dan organisasi nirlaba seperti Future of Life Institute dapat berperan sebagai pendorong untuk memperjuangkan pengembangan AI yang aman dan bertanggung jawab. Namun, pengembangan kecerdasan buatan yang aman dan bertanggung jawab juga membutuhkan dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang terlibat, termasuk industri teknologi, pemerintah, dan masyarakat.