AS Minta Saham TikTok Dijual, Ancam Blokir jika Menolak

Kecurigaan AS terhadap aplikasi TikTok terus berlanjut. Setelah meminta pejabat pemerintahannya untuk tidak menginstal aplikasi tersebut, sekarang AS menekan ByteDance, pemilik TikTok asal China, untuk menjual sahamnya. AS mencurigai bahwa pemerintah China dapat memaksa ByteDance untuk membagikan informasi pribadi pengguna TikTok di AS kepada pemerintah China. Informasi pribadi tersebut dikhawatirkan digunakan untuk operasi intelijen China atau menyebarkan hoaks yang didukung China.

AS Minta Saham TikTok Dijual, Ancam Blokir jika Menolak
AS Minta Saham TikTok Dijual, Ancam Blokir jika Menolak

Menurut laporan The Wall Street Journal, pemerintahan Presiden AS Joe Biden ingin ByteDance melepaskan TikTok dengan menjual saham kepemilikannya. Komite AS untuk Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat (CFIUS) merekomendasikan ByteDance untuk melepaskan TikTok. TikTok sendiri mengaku sudah mendengar kabar tersebut dari CFIUS, dan tuntutannya sama persis: lepas saham yang dimiliki ByteDance, dan jika menolak, aplikasi terancam diblokir di AS.

Juru Bicara TikTok, Brooke Oberwetter mengatakan bahwa jika tujuannya adalah melindungi keamanan nasional, divestasi tidak akan menyelesaikan masalah. “Perubahan kepemilikan (TikTok) tidak akan memaksakan pembatasan baru pada aliran data atau akses,” kata Oberwetter, seperti dikutip Reuters.

Menurut laporan tersebut, 60 persen saham ByteDance dimiliki oleh investor global, 20 persen oleh karyawan, dan 20 persen oleh pendirinya. Perusahaan teknologi itu didirikan oleh Zhang Yiming, Liang Rubo, dan kawan-kawan pada 2012 silam. TikTok saat ini menjadi salah satu aplikasi media sosial paling populer di dunia dengan lebih dari 100 juta pengguna di AS.

Namun, ketegangan antara AS dan China masih berlanjut dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan sehari-hari, termasuk dunia teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa keamanan data dan privasi pengguna menjadi perhatian utama bagi banyak pihak, terutama dalam era digital yang semakin maju ini. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan teknologi harus memastikan bahwa data pengguna mereka aman dan terlindungi dari segala ancaman.