17 Turis Asing yang Protes Ayam Berkokok di Bali

Pemerintah Provinsi Bali, melalui Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun, menanggapi keluhan 17 wisatawan mancanegara (wisman) terkait suara kokok ayam di pagi hari. Menurut Tjok Bagus, suara kokok ayam merupakan hal yang biasa terdengar di permukiman warga di Pulau Dewata, sehingga para wisatawan yang memilih tinggal di kawasan permukiman harus mengikuti kearifan lokal yang ada.

17 Turis Asing yang Protes Ayam Berkokok di Bali
17 Turis Asing yang Protes Ayam Berkokok di Bali

Dalam pertemuan yang dilakukan Dispar Bali dengan pemilik ayam dan pemilik penginapan Anumaya Bay View Jimbaran di Badung, tempat para WNA itu tinggal, telah disampaikan bahwa masyarakat di Bali pada umumnya memelihara ayam aduan, anjing, burung, dan kucing. Selain itu, jika para wisatawan ingin tinggal di tempat lain, mereka dapat memilih untuk menginap di hotel yang telah ditawarkan.

Tjok Bagus menjelaskan bahwa suara ayam berkokok tersebut berasal dari seberang tempat menginap para wisman, dan pemilik tujuh ekor ayam di tempat itu adalah kerabat pemilik penginapan. Dalam hal ini, hanya satu orang wisman Amerika yang melakukan protes, sementara wisman lainnya yang ikut protes berasal dari Rusia, sehingga totalnya ada 17 WNA yang melakukan komplain.

Kejadian ini menjadi fenomena baru bagi dunia pariwisata Bali, sehingga pemerintah provinsi akan menata kembali agar pariwisata lebih tertib, termasuk bagi wisatawan untuk memahami kearifan lokal yang ada di Bali. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya protes serupa di masa yang akan datang.

Melalui balasan menohok ini, pemerintah provinsi Bali berusaha memberikan pengertian bagi para wisatawan tentang kearifan lokal yang ada di Bali, serta meminta para wisatawan untuk menghormati dan mengikuti budaya lokal yang ada. Diharapkan, kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi wisatawan agar lebih memperhatikan dan menghormati adat dan budaya di tempat yang mereka kunjungi.