Twitter yang Kini Dimiliki Elon Musk Digugat Lagi Oleh Writer Inc.

Perusahaan media sosial Twitter yang sekarang dimiliki oleh Elon Musk, kembali mendapatkan gugatan hukum dari vendor. Kali ini gugatan datang dari startup teknologi bernama Writer Inc. Gugatan ini dilakukan atas tuduhan pelanggaran kontrak dan non-pembayaran. Ini sudah menjadi kasus keenam yang menimpa Twitter sejak diambil alih oleh Musk sekitar empat bulan yang lalu.

Twitter Digugat Lagi Oleh Writer Inc.
Twitter Digugat Lagi Oleh Writer Inc.

Sebagai informasi, Elon Musk, pemilik Tesla dan CEO SpaceX membeli saham Twitter sebesar US$ 44 miliar pada 27 Oktober 2022. Ia menjual saham Tesla senilai miliaran dolar dan berutang sekitar US$ 13 miliar untuk membeli saham Twitter. Kini Elon Musk adalah direktur tunggal, pemilik baru, dan CEO di Twitter. Namun, sejak diambil alih, perusahaan media sosial tersebut telah digugat oleh Writer dan lima perusahaan lainnya karena tidak membayar kewajibannya.

Selain tuduhan dari Writer, Twitter juga diduga tidak membayar sewa gedung ke Columbia REIT. Hal ini menyebabkan perusahaan real estat tersebut gagal membayar pinjaman untuk bangunan. Selain itu, ruang kantor untuk perusahaan Elon Musk yang disewa di 650 California Street di San Francisco, Fortune juga belum dibayar.

Twitter juga terlambat membayar kewajibannya ke perusahaan besar. Menurut laporan Platformer pada hari Kamis, Twitter tiba-tiba memutus akses karyawan ke Slack minggu ini setelah gagal membayar tagihan. Slack adalah platform obrolan dan kolaborasi tempat kerja yang dimiliki oleh Salesforce.

Dalam pengaduan terbarunya, Writer mengatakan bahwa Twitter gagal membayar tagihan untuk jumlah yang relatif kecil yaitu US$ 113.856. Writer sebelumnya dikenal sebagai Qordoba. Perusahaan ini menggambarkan dirinya sebagai perusahaan AI yang membantu karyawan membuat konten yang memenuhi standar merek, salinan, dan pedoman gaya perusahaan mereka.

Kendati demikian, Wakil Presiden Produk, Kepercayaan & Keamanan Twitter, Ella Irwin, menolak memberikan komentar atas masalah ini. Ia hanya menyatakan, “Kami tidak mengomentari litigasi yang tertunda atau berbagai spekulasi seputar kesehatan keuangan Twitter.”

Elon Musk, di sisi lain, tidak merasa terganggu oleh gugatan ini. Ia bahkan menulis di Twitter tentang keuangan Twitter yang morat-marit, “Katakan apa yang Anda inginkan tentang saya, tetapi saya memperoleh organisasi nirlaba terbesar di dunia seharga US$ 44 miliar lol.”

Kasus ini memperlihatkan bahwa walaupun sebuah perusahaan telah diambil alih oleh seorang pengusaha sukses, namun masalah keuangan dan hukum tetap menjadi hal yang perlu diwaspadai. Bagaimanapun juga, perusahaan harus memastikan bahwa kewajibannya kepada para vendor dan pihak lain terpenuhi, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya gugatan hukum di masa depan.